Sembilan orang anggota milisi Kristen di wilayah Midwest ditangkap dalam pengerebekan Joint Terrorism Task Force yang dipimpin FBI di Michigan, Ohio dan Indiana.
Hari Ahad, seorang sumber yang dekat dengan penyelidikan di Washington, D.C. membenarkan bahwa agen-agen FBI berada di kota kecil Washtenaw and Lenawee selama akhir pekan untuk memantau gerak-gerik Hutaree, sebuah kelompok milisi Kristen. Agen Khusus FBI di Detriot, Sandra Berchtold, kepada The Detroit News mengatakan, perintah penangkapan dikeluarkan oleh pengadilan dan dia menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut.
Sumber-sumber mengatakan, dua hari FBI melakukan penyisiran di kota Adrian, sebelah baratdaya Michigan, guna meringkus kelompok militan yang dikenal dengan Hutaree. Kelompok milisi bersenjata ini mengaku sebagai prajurit-prajurit Kristen yang siap bertempur melawan para anti-Kristus.
Televisi WXYZ melaporkan beberapa helikopter terbang mengitari angkasa wilayah target pada Sabtu malam. Dan para agen membentuk beberapa pos pemeriksaan. Para saksi mengatakan kepada stasiun televisi tersebut, sepertinya sejumlah kecil pasukan diterjunkan ke daerah itu.
Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Joint Terrorism Task Force terlibat dalam operasi penggerebekan tersebut.
Mike Lackomar dari Michigan Militia mengatakan, The Southeast Michigan Volunteer Militia dan Michigan Militia tidak ikut digerebek.
Lackomar mengatakan, ia mendengar dari anggota milisi lain bahwa FBI memburu Hutaree, setelah para anggotanya mengancam akan melakukan tindak kekerasan terhadap organisasi-organisasi Muslim.
“Kemarin malam dan hingga hari ini (28/3) FBI melakukan penggerebekan atas rumah-rumah milik anggota Hutaree. Mereka aliran kepercayaan. Mereka bukan anggota komunitas milisi kami,” katanya.
Menurut Lackomar, ia mendapat kabar ada lima penahanan pada hari Sabtu, dan lima lainnya pada Ahad pagi. FBI menolak memberi komentar atas hal ini.
Salah satu anggota Hutaree menghubungi pemimpin Michigan Militia untuk meminta bantuan pada hari Sabtu, setelah para agen memulai penggerebekan mereka.Tapi, kata Lackomar, anggota milisinya yang berasal dari keturunan Islam dan pernah mendengar tentang ancaman Hutaree itu, menolak untuk memberikan bantuan.
Ahad kemarin Lackomar mengatakan, sekarang pemimpin Michigan Militia bekerjasama dengan pejabat federal untuk memberikan informasi dalam penyelidikan kasus Hutaree.
Sumber-sumber dari Michigan Militia mengatakan, salah satu penggerebekan FBI dilakukan ketika seorang anggota Hutaree mati karena sebab alami. Setelah itu seorang pemimpin Hutaree ditangkap dan FBI melanjutkan penggerebekan di beberapa lokasi lain.
Associated Press melaporkan, jurubicara FBI Scott Wilson di Cleveland mengatakan, para agen menangkap dua orang pada hari Sabtu di baratlaut Ohio. Penangkapan ketiga dilakukan di Illinois pada hari Ahad, sehari setelah penggerebekan di baratlaut Indiana.
Dawud Walid, Direktur Eksekutif Council on Islamic-American Relations of Michigan (CAIR), dalam acara perayaan ke-10 ulang tahun CAIR mengumumkan, bahwa mereka mendapat telepon dari jaringan jurnalis tentang dugaan ancaman terhadap Muslim.
“Jangan biarkan berita ini membuat Anda takut menjalankan ajaran agama Anda,” kata Walid ketika itu. Dan ia mengatakan akan mengontak pihak berwenang setempat mengena informasi tersebut. Detroit News melaporkan, Senin (29/3) sembilan orang anggota Hutaree didakwa berencana “menyatakan perang” dan “menentang dengan kekerasan” terhadap pemerintah negara Amerika Serikat oleh Pengadilan Distrik di Detroit.
Tujuah dari terdakwa milisi Hutaree muncul sekilas Senin pagi di pengadilan, dan diperintahkan agar ditahan tanpa uang jaminan hingga hari Rabu.
Menurut surat dakwaan juri umum yang membukanya di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Michigan, delapan laki-laki dan seorang perempuan adalah anggota dari sebuah kelompok yang disebut Hutaree atau “pejuang Kristen” yang merencanakan untuk membunuh seorang polisi di Michigan dan kemudian menyergap aparat penegak hukum yang hadir dipemakamannya, sebagai bagian dari sebuah rencana besar untuk mengadakan perang di Amerika Serikat.
Setelah itu mereka kemudian akan mundur ke salah satu dari beberapa “rally poin” untuk berperang melawan pemerintah dan menyiapkan diri untuk membela diri secara mendalam, lewat pemasangan kabel dijalanan dan kemudian meledakkan bom lewat Improvised Explosive Devices (IED), kemudian bersiap mengambil posisi untuk berperang,” kata isi dokumen dakwaan.
“Hal ini diyakini oleh Hutaree bahwa keterlibatan ini sebagai bagaian dari tindakan yang merupakan katalis untuk melakukan pembrontakan yang lebih luas melawan pemerintah,” kata surat dakwaan.
Situs kelompok Hutaree mengatakan bahwa mereka “mempersiapkan pertempuran terakhir untuk menjaga kesaksian Yesus Kristus hidup.”
Logo kelompok Hutaree berupa salib dengan inisial CCR, kepanjangan dari “Colonial Christian Republic” yang dapat diartikan juga sebagai “pejuang Kristen.”
Sebuah video diposting di situs Web Hutaree, menggambarkan sekelompok laki-laki mengenakan seragam dan peralatan militer membakar bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa kemudian mengganti dengan bendera kelompok mereka.
Delapan anggota milisi ditangkap, tetapi putra pemimpin kelompok – Yosua Stone – dianggap sebagai buronan.
Kelompok Hutaree dituntut dengan lima pidana penting, termasuk “hasutan untuk melakukan konspirasi dan upaya untuk menggunakan senjata pemusnah massal”.
Para tersangka konon menjalankan operasi dalam rangka untuk mempersiapkan diri melawan “Antikristus.”
Bila dinyatakan bersalah, para tersangka dapat menghadapi penjara seumur hidup
[di/dn/eramuslim/hidayatullah]
0 comments:
Post a Comment