SAMSUL HADI/SURYA
Makam Mbah Rosiah yang meledak dikerumuni warga.
Makam Mbah Rosiah yang meledak dikerumuni warga.
KOMPAS.com - Puluhan warga Desa Sanggrahan, Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, hingga Senin (10/5) masih mendatangi makam Mbah Rosiah. Pasalnya, makam perempuan tua yang dikenal sebagai dukun kondang itu meledak, Rabu (5/5) lalu.
Belum diketahui pasti penyebab meledaknya makam yang terletak di tanah pribadi seluas sekitar 50 meter kali 10 meter tersebut. Adapun Mbah Rosiah dimakamkan di sana setelah meninggal akibat kolestrol tinggi, 1 Juni 2009 lalu, dalam usia 67 tahun.
Seorang saksi mata ledakan, Ngadiron (42) menceritakan, sebelum makam Mbah Rosiah meledak, Selasa (9/5) dini hari, tampak kepulan asap putih di tengah makam. Ngadori mengaku mencium bau harum semerbak seperti kayu cendana.
Melihat fenomena tersebut, Ngadiron dan istri, Siti Mudrikah, (38) tidak menghiraukan karena menganggap asap yang keluar dari makam adalah embun biasa. “Hanya saya lihat saja, lalu saya melanjutkan menengok ternak ikan saya yang berada di samping makam,” jelasnya, Senin (10/5).
Ngadiron melanjutkan, keesokan paginya, Rabu (5/5) sekitar pukul 07.30 WIB, dia kembali menengok kolam ikan miliknya, dan melintas lagi di lokasi makam. Kala itu dia masih melihat kepulan asap namun tetap tidak menghiraukan.
Sekitar satu jam kemudian, Ngadiron mendengar ledakan yang menggelegar seperti suara bom. Setelah dicari, ternyata sumber ledakan berasal dari makam Mbah Rosiah.
Akibat ledakan, katanya, makam berantakan. Bangunan bagian atas berserakan, dan pasir yang berada dalam makam juga ikut berhamburan keluar. Hanya dalam waktu beberapa menit kemudian beberapa warga yang tinggal tak jauh dari makam mulai berdatangan. Mereka merasa terkejut, dan menduga ada keanehan dalam ledakan itu.
Bukan hanya para warga yang heboh atas meledaknya makam Mbah Rosiah, namun juga sang suami, Panudi, 58. “Mulai Jum’at (7/5) banyak warga datang untuk menyaksikan kondisi makam,” kata Panudi, yang ditemui Surya di makam istrinya, Senin (10/5).
***
PANUDI mengatakan, kedatangan warga untuk menyaksikan langsung kondisi makam Mbah Rosiah karena rasa penasaran yang sangat besar. Sebab, semasa hidupnya, Mbah Rosiah memang terkenal sebagai sosok yang dituakan dan sering mengobati orang sakit karena hal-hal yang aneh.
“Pasien almarhum banyak, bahkan dari lur kota juga ada. Makanya, kejadian ini membuat mereka kaget dan penasaran,” jelasnya.
Hal serupa dikatakan Ngadori. Sebagai penduduk asli Desa Sanggrahan, Ngadori mengenal baik sosok Mbah Rosiah. Bahkan dia juga belajar ilmu kejawen kepada Mbah Rosiahh semasa masih hidup.
“Kalau ada apa-apa di desa ini, warga selalu meminta petunjuk kepada Mbah Rosiah,” katanyai.
Menurut Ngadori, selain warga setempat, banyak warga daerah lain sering mendatangi rumah Mbah Rosiah untuk sekadar minta restu atau berobat. Bahkan setelah Mbah Rosiah meninggal, kadang-kadang ada orang luar kota datang berziarah ke makamnya.
Ditemui terpisah, Kapolsek Boyolangu, AKP Suryadi, mengaku belum bisa memastikan penyebab ledakan. Namun dia menduga ledakan tersebut disebabkan uap panas yang berada dalam tanah. Karena tidak mampu menahan uap tersebut, akhirnya makam pun meledak.
“Makamnya kan dikijing (dibangun dengan batu bata, Red), dan pinggirnya dikeramik. Uapnya tidak bisa keluar, akhirnya meledak. Apalagi saat ini cuaca lagi tidak menentu, kadang panas sekali, dan tiba-tiba hujan,” katanya.
Polisi sudah mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil olah TKP, pihaknya tidak menemukan kejanggalan, seperti ada bahan peledak yang sengaja dipasang di lokasi.
“Dugaan sementara ya itu (karena uap panas dalam tanah, Red),” papar Suryadi.
Belum diketahui pasti penyebab meledaknya makam yang terletak di tanah pribadi seluas sekitar 50 meter kali 10 meter tersebut. Adapun Mbah Rosiah dimakamkan di sana setelah meninggal akibat kolestrol tinggi, 1 Juni 2009 lalu, dalam usia 67 tahun.
Seorang saksi mata ledakan, Ngadiron (42) menceritakan, sebelum makam Mbah Rosiah meledak, Selasa (9/5) dini hari, tampak kepulan asap putih di tengah makam. Ngadori mengaku mencium bau harum semerbak seperti kayu cendana.
Melihat fenomena tersebut, Ngadiron dan istri, Siti Mudrikah, (38) tidak menghiraukan karena menganggap asap yang keluar dari makam adalah embun biasa. “Hanya saya lihat saja, lalu saya melanjutkan menengok ternak ikan saya yang berada di samping makam,” jelasnya, Senin (10/5).
Ngadiron melanjutkan, keesokan paginya, Rabu (5/5) sekitar pukul 07.30 WIB, dia kembali menengok kolam ikan miliknya, dan melintas lagi di lokasi makam. Kala itu dia masih melihat kepulan asap namun tetap tidak menghiraukan.
Sekitar satu jam kemudian, Ngadiron mendengar ledakan yang menggelegar seperti suara bom. Setelah dicari, ternyata sumber ledakan berasal dari makam Mbah Rosiah.
Akibat ledakan, katanya, makam berantakan. Bangunan bagian atas berserakan, dan pasir yang berada dalam makam juga ikut berhamburan keluar. Hanya dalam waktu beberapa menit kemudian beberapa warga yang tinggal tak jauh dari makam mulai berdatangan. Mereka merasa terkejut, dan menduga ada keanehan dalam ledakan itu.
Bukan hanya para warga yang heboh atas meledaknya makam Mbah Rosiah, namun juga sang suami, Panudi, 58. “Mulai Jum’at (7/5) banyak warga datang untuk menyaksikan kondisi makam,” kata Panudi, yang ditemui Surya di makam istrinya, Senin (10/5).
***
PANUDI mengatakan, kedatangan warga untuk menyaksikan langsung kondisi makam Mbah Rosiah karena rasa penasaran yang sangat besar. Sebab, semasa hidupnya, Mbah Rosiah memang terkenal sebagai sosok yang dituakan dan sering mengobati orang sakit karena hal-hal yang aneh.
“Pasien almarhum banyak, bahkan dari lur kota juga ada. Makanya, kejadian ini membuat mereka kaget dan penasaran,” jelasnya.
Hal serupa dikatakan Ngadori. Sebagai penduduk asli Desa Sanggrahan, Ngadori mengenal baik sosok Mbah Rosiah. Bahkan dia juga belajar ilmu kejawen kepada Mbah Rosiahh semasa masih hidup.
“Kalau ada apa-apa di desa ini, warga selalu meminta petunjuk kepada Mbah Rosiah,” katanyai.
Menurut Ngadori, selain warga setempat, banyak warga daerah lain sering mendatangi rumah Mbah Rosiah untuk sekadar minta restu atau berobat. Bahkan setelah Mbah Rosiah meninggal, kadang-kadang ada orang luar kota datang berziarah ke makamnya.
Ditemui terpisah, Kapolsek Boyolangu, AKP Suryadi, mengaku belum bisa memastikan penyebab ledakan. Namun dia menduga ledakan tersebut disebabkan uap panas yang berada dalam tanah. Karena tidak mampu menahan uap tersebut, akhirnya makam pun meledak.
“Makamnya kan dikijing (dibangun dengan batu bata, Red), dan pinggirnya dikeramik. Uapnya tidak bisa keluar, akhirnya meledak. Apalagi saat ini cuaca lagi tidak menentu, kadang panas sekali, dan tiba-tiba hujan,” katanya.
Polisi sudah mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil olah TKP, pihaknya tidak menemukan kejanggalan, seperti ada bahan peledak yang sengaja dipasang di lokasi.
“Dugaan sementara ya itu (karena uap panas dalam tanah, Red),” papar Suryadi.
0 comments:
Post a Comment