sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4098403
Duh, duh.. gw baca tret-tret disini jd prihatin.. soalnya mayoritas postingan disini tipikal postingan proletar (akar rumput/rakyat) yg idup dlm kegelapan ga tau apa yg sbenarnya trjadi di dunia dan disekitarnya..
Saran dari gw.. sbelom dukung atau salut sama sesuatu / seseorang.. baek2 kerjain PR dulu.. krn klo kita mbabi buta dukung apa yg kita ga ngerti / ga tau.. itu namanya kita mlihara budaya mental inferior gara2 nenek moyang jd romusha sering dicambuk sama penjajah.. fetish! Ck,ck,ck.. jangan ya!
Nih gw kasih tau sama kalian.. siapa itu Sri Mulyani..
Pertama2, soal Century.. Baca baik2 ya!
Dr. FUAD RAHMANY, mantan dewan komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) , Kepala BAPEPAM dan Lembaga Keuangan (LK), “Aspek mikro menunjukkan bahwa ukuran Bank Century, dan jumlah sahamnya di pasar modal terlalu kecil dan TIDAK signifikan untuk menyebabkan dampak sistemik.”
DARMIN NASUTION, PJS Gubernur Bank Indonesia, "Berdasar sudut pandang mikro individual perbankan, Bank Century TIDAK berdampak sistemik”.
HASAN BASRI, Analis BPK, “untuk mencapai CAR 8%, Century hanya membutuhkan 600 milyar. Namun dana talangan cair 10x lipatnya. Ada apa? LPS berdasarkan undang-undang yang berlaku adalah kekayaan negara. Kerugian telah terjadi.”
DRAJAD WIBOWO, S3 Ekonomi, ekonomis di Institute Development of Economic & Finances, Think Tank, “INDOVER Bank Nasional milik Indonesia yang jauh lebih besar dari Bank Century, punya 43 bank di RI, dan punya kewajiban 1,8 trilyun thd RI, meskipun ditutup TIDAK menciptakan dampak sistemik. Bank Century ukurannya terlalu kecil untuk menyebabkan dampak sistemik.”
KWIK KIAN GIE, Ekonom no.1 Indonesia, Mantan Menko, “tgl 14 Sept 2008, Bank Century (Car 2,35%) mengajukan permintaan bantuan Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP). Regulasi BI, FPJP hanya boleh untuk bank dgn CAR diatas 8%. Boediono melanggar peraturan BI dgn memberikan FPJP ke B.Century. Saya TIDAK percaya (Bank Century) sistemik.”
RIZAL RAMLI, S3 Ekonomi, Ekonom Ulung, Mantan Menteri, “Pada pertemuan pagi 21 Nov 2008, Indonesia dinyatakan TIDAK berada dalam bahaya krisis, KENAPA pada malamnya TIBA-TIBA Indonesia akan masuk ke krisis??”
ICHSANUDIN NOORSY, ekonom mumpuni & pengajar filsafat hukum, “Loan to Deposit Ratio (LDR) Indonesia saat Bail Out Century adalah 77,5% - 79%. Indikator ekonomi ini menunjukan TIDAK ADA dampak sistemik pada perkonomian Indonesia.”
HENDRI SAPARINI, ekonom, “Apabila Bank Century ditutup, akan menciptakan negative outlook (repon negatif dari pasar), menurunkan credit rating, menggangu kestabilan suku bunga, meningkatkan premi, tapi TIDAK berdampak sistemik.”
SOURCE: seluruh media mainstream lokal: TEMPO,KOMPAS,MetroTV,TVONE,dll.
KESIMPULAN: TIDAK SISTEMIK, TIDAK SISTEMIK, TIDAK SISTEMIK.
*plus negara telah dirugikan 5 trilyun lebih.
LALU KENAPA Sri Mulyani ngotot Century itu sistemik??
TAMBAHAN: Krisis ekonomi 2008 di AS itu berawal dari krisis sector property yang merembet ke sector investasi. Republik Rakyat Cina (RRC) adalah negara no.1 pembeli produk-produk derivatif (investasi) dari AS, dan RRC TIDAK terkena imbas sistemik krisis. Sedangkan portofolio produk investasi AS yang dibeli Indonesia hanya sebesar 10% portofolio RRC.
MATEMATIKA: Total ekspor non-migas Indonesia ke AS hanya sebesar 20% dari seluruh ekspor Indonesia ke seluruh dunia. Artinya, dapat dirumuskan: apabila Indonesia terkena dampak sistemik krisis AS, HANYALAH sebesar 20% dari seluruh ekonomi Indonesia.
KESIMPULAN:
1. RRC 100% = TIDAK SISTEMIK. Indonesia 10% = SISTEMIK??
2. Total ekspor Indonesia ke AS = 20%, IMBAS 100%??
LALU KENAPA Sri Mulyani ngotot Indonesia terkena imbas krismon AS??
Kalo pemaparan gw diatas terlalu berat buat dicerna sama loe-loe yang dukung Sri Mulyani disini.. Mungkin ilustrasi berikut bisa membantu..
Ok, itu tadi soal Century.. Sekarang biar gw kasih tau ke loe-loe yang dukung Sri Mulyani disini.. Siapa sebenarnya Sri Mulyani itu..
SIAPAKAH SRI MULYANI??
Baca baik2 ya!
1950, AS memberikan pinjaman sebesar US$100 juta. Dengan syarat Indonesia harus mengakui keberadaan pemerintahan Bao Dai di Vietnam. Indonesia tidak menurut, pencairan pinjaman ditunda.
1952, AS meminta PBB mengembargo pengiriman bahan-bahan mentah strategis ke China. Indonesia sebagai negara produsen karet ‘terpaksa’ memenuhi tuntutan AS dan pinjaman cair.
1956, AS menekan Indonesia untuk berhutang kepada IMF. ditanggapi Soekarno dengan pernyataan, ”Go to hell with your aid!” ,yang harus dibayar dengan kejatuhannya dari kursi Kepresidenan tahun 1965.
1968, era Soeharto, Indonesia dalam kontrol IMF dan Bank Dunia. Pemegang otoritas kebijakan ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru (Widjojo Nitisastro, Subroto, Ali Wardhana, Mohammad Sadli, dan Emil Salim) adalah orang-orang yang dibina oleh pemerintah Amerika Serikat, untuk membawa Indonesia kearah ekonomi pasar liberal (yang kemudian dikenal sebagai Mafia Berkeley).
Apakah itu pasar liberal? Pasar dimana AS sebagai produsen abadi, dan Indonesia sebagai konsumen abadi, dengan cara sbb:
1. Menunda pembayaran utang luar negeri lama
2. Menggalang pembuatan utang luar negeri baru *)
3. Menjual aset-aset negara (privatisasi)
*) kepada negara-negara kreditur seperti: IMF, Paris Club & World Bank!
Dengan kata lain, tugas Mafia Berkeley adalah: untuk menyedot habis kekayaan negara, memastikan Indonesia akan tetap menjadi negara dunia ketiga (miskin) sehingga tercipta ketergantungan abadi terhadap AS. Ujungnya tentu.. rakyat semakin sengsara.
1998, utang luar negeri Indonesia (dari Cuma US$ 6,3 miliar era Soekarno), membengkak menjadi US$ 54 miliar saat Soeharto lengser keprabon.
1999, Gus Dur naik menjadi presiden dan merubah kebijakan utang luar negeri Indonesia dan mengurangi ketergantungan Indonesia akan IMF. Kemudian Mafia Berkeley (diprakarsai oleh Emil Salim) mendesak Gus Dur membentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
TEBAK siapa yang Emil Salim angkat menjadi sekretarisnya waktu itu?? Benar! Adalah SRI MULYANI.
DEN lalu berhasil mempengaruhi Gus Dur agar diperbolehkan hadir dalam setiap rapat koordinasi bidang Ekuin. Tidak puas hanya segitu, mereka membentuk Tim Asistensi untuk Menko Ekuin yang terdiri dari 2 anggota.
TEBAK siapa anggota Tim Asistensi tsb?? Benar lagi! Adalah Widjojo Nitisastro dan SRI MULYANI.
Tim Asistensi berhasil memaksa Menko Ekuin dan Mentri Keuangan agar mengajak mereka untuk mendampingi mereka dalam perundingan Paris Club pada 12 April 2000, untuk memberikan kesan bahwa keadaan ekonomi Indonesia porak-poranda, agar diberikan utang lagi!
2008, SRI MULYANI & BOEDIONO menggelontorkan dana talangan 6,7 trilyun (padahal kebutuhan Cuma 1,5 trilyun). Lalu Demokrat menang pemilu. SBY menang pilpres. BOEDIONO dihadiahi jabatan WAPRES.. Tanya KEUN..napa??
2010, Rapat Paripurna hasil PANSUS DPR-RI ketok palu menyatakan bahwa SRI MULYANI & BOEDIONO bertanggung jawab atas kerugian negara 5 trilyun++ dari dana talangan dana century yang menguap tak tentu rimba.
2010, Aktivis BENDERA serahkan ke POLRI dugaan aliran dana talangan dana century ke petinggi Demokrat, diantara lain: Andy Malarangeng 100 milyar, Edie Baskoro 200 milyar, dll. Sampe sekarang TIDAK ADA satu pun aktivis BENDERA yang ditahan oleh polisi krn pencemaran nama baik.. Tanya KEUN..napa??
2010, SRI MULYANI mengundurkan diri untuk mengambil jabatan yang lebih rendah (hanya sebagai Managing Director World Bank) dibandingkan jabatan prestisius sebagai Menteri Kabinet. Tanya KEUN..napa??
Oops! Managing director dimana tadi?? Benar! World Bank! Ketauan deh..
SOURCE: David Ransom, KAU (Koalisi Anti Utang) & Media Mainstream lokal.
RENUNGAN:
1. Kenapa ninggalin jabatan prestisius untuk jabatan yang lebih rendah??
2. Kalo Sri Mulyani kuat secara hukum dan politik, kenapa harus mundur??
0 comments:
Post a Comment